Jumat, 30 Mei 2014

Berita : Manusia dan Keindahan

Di indonesia tidak kalah indah dengan beberapa negara diluar berikut adalah beberapa beritanya :

Menikmati Sore di Jantung Kota Makassar

Jumat, 30 Mei 2014 | 16:03 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOWarga mengunjungi lokasi wisata Pantai Losari, Senin (2/7/2012). Pantai yang terletak di sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini menjadi tempat bagi warga untuk menghabiskan waktu pada pagi, sore dan malam hari menikmati pemandangan yang indah.
MAKASSAR, KOMPAS.com – Semilir angin sore menyapa lembut setiap orang di Jalan Penghibur, Makassar. Inilah jantung kota Makassar yang hampir tiap sore dipenuhi pengunjung, baik wisatawan ataupun penduduk setempat.
Langit biru dengan pemandangan laut lepas menjadi latar yang indah bagi para pengunjung. Tulisan besar berwarna merah yaitu City of Makassar bak menyapa selamat datang bagi siapapun yang mengunjungi atau sekadar melewati jalan ini. Di situ lah tempat favorit pelancong menghabiskan sore.
Para remaja tampak bersuka cita, mengobrol santai atau berbagi tawa renyah dengan teman-temannya. Ada pula keluarga yang menghabiskan sore dengan duduk-duduk berasa anak-anak yang asyik berlari-larian. Hingga muda-mudi yang terlihat malu-malu berjalan berdua menikmati senja.
Sebenarnya tak hanya sore sepanjang Jalan Penghibur ini dipenuhi tamu, sejak pagi tempat ini sudah ramai dikunjungi. Terik matahari Makassar pun tak menyurutkan para pengunjung untuk urung datang ke jantung kota yang indah ini.

Hanya saja, sore adalah waktu terbaik menikmati kawasan ini. Sebab pengunjung dapat melihat matahari terbenam. Sayang karena ramainya pengunjung, sepanjang lokasi ini juga dipenuhi sampah.  Walaupun begitu, masih ada tiga hal yang dapat dinikmati saat mengunjungi Jalan Penghibur.
KOMPAS.com/SRI NOVIYANTIMasjid Amirul Mukminin merupakan Masjid Terapung yang berlokasi di jantung kota Makassar
Dari sisi kiri Jalan Penghibur, terlihat masjid megah yang berdiri di tengah laut. Ini adalah masjid terapung bernama Masjid Amirul Mukminin.

Selain menjadi tempat ibadah umat islam, masjid ini juga merupakan tempat wisata. Mulai dari sepanjang pelataran masjid biasanya dipenuhi pengunjung yang asyik berfoto-foto, sedang di depannya banyak penjaja makanan khas Makassar.
Daya tarik lainnya adalah Pantai Losari yang berada di sisi paling kanan dari bangunan huruf City of Makassar. Lokasi ini juga menjadi tempat favorit menikmati sore. Tetapi jangan harap pantai ini sama dengan pantai kebanyakan. Tak ada pasir pantai ataupun pohon-pohon kelapa di tepinya.

Tepian pantai berisi bangunan permanen tepat di atas laut. Sehingga pengunjung tak dapat bersentuhan langsung dengan bibir pantai. Tetapi untuk turun ke pantai, pengunjung dapat menyewa sepeda air atau perahu kecil yang disediakan


Hidup Berbeda Khas Kampung di Dieng

Rabu, 28 Mei 2014 | 17:45 WIB
KompasTV/Anjas PrawiokoSetiap pagi petani Dieng mendaki bukit menuju ladang kentang.
DATARAN tinggi Dieng, di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah, dikenal sebagai kawasan wisata yang menawarkan pemandangan alam yang indah dengan udara berhawa dingin. Kondisi alam Dieng yang berada di ketinggian 2.000 mdpl, membuat kehidupan masyarakatnya memiliki kehidupan yang berbeda, unik dan khas.

Cobalah datang ke Dieng dan menyelami kehidupan sehari-hari masyarakat di perkampungannya. Salah satunya di Desa Jojogan. Mampirlah ke salah satu rumah warga. Tamu akan diajak masuk dan duduk di belakang rumah, tepatnya bagian dapur. Ya, warga Dieng biasa menjamu tamunya bukan di ruang tamu, tetapi di depan tungku api dapur.

Hawa dingin membuat warga Dieng terbiasa menghangatkan diri di depan tungku api. Bahkan ketika sedang menjamu tamunya.

KompasTV/Anjas PrawiokoTradisi 'mongen' di Dieng, dapur menjadi ruang tamu sembari hangatkan badan.
“Saking seringnya warga duduk menghangatkan diri di dekat api, membuat kaki warga Dieng memilikiciri khas yang disebut mongen,” kata Habib warga Jojogan.

Mongen adalah kulit kaki membekas menjadi kehitaman yang diakibatkan terlalu sering terkena panas. Karena hal ini pula, kebiasaan nongkrong di depan pawon atau tungku masak disebut juga dengan istilah mongen.Pada sore hari warga kampung ini juga punya kebiasaan kumpul-kumpul dan nongkrong di pinggir jalan. Dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah karing. Hal berbeda dari nongkrong warga Dieng ini adalah kostum yang mereka kenakan. Karena udara dingin menusuk, saat nongkrong warga memakai pakaian tebal berupa jaket dan atribut penutup penutup kepala, sarung, syal, kaos tangan dan kaki.

Hidup di dataran tinggi dengan suhu dingin, berdampak pula secara alami pada ciri fisik orang Dieng. Perhatikan seksama wajah-wajah orang setempat, pada bagian pipi akan tampak merona kemerahan.

KompasTV/Anjas PrawiokoPanorama elok Telaga Merdada di Dieng.
Rendahnya kadar oksigen di daerah dataran tinggi menjadi penyebab pembuluh darah manusia menjadi melebar, yang disebut vasodilatasi. Sehingga tubuh menjadi merah.

“Di Dieng ini bisa-bisa alat-alat kosmetik ini nggak laku loh. Nggak perlu lagi, ngapain gitu, karena cuacanya sudah bisa membuat kulit menjadi kemerahan. Jadi nggak perlu blush on di sini,” kata Kamga, pembawa acara program Explore Indonesia yang tayang di Kompas TV, saat berkunjung ke Desa Jojogan.

Di kampung ini juga masih bisa menjumpai sejumlah adat istiadat Jawa yang sudah mulai sulit dijumpai di kehidupan modern. Salah satunya tradisingemongi, yaitu sebuah tradisi memperingati hari lahir seorang anak.

KompasTV/Anjas PrawiokoTradisi ngemongi atau ulang tahun anak digelar di depan pintu rumah.
Uniknya pesta ulang tahun anak ini digelar di depan pintu rumah. Makanan disajikan dalam sebuah tampah dengan menu sepiring nasi putih serta lauk pauk berupa mi goreng dan telor dadar. Meski menu sederhana, anak-anak menyantap bersama-sama dengan antusias dan penuh kebahagiaan.

Usai makan, masih ada satu ritual lagi, yaitu berdoa. Proses memanjatkan doa ini, lain dari biasanya, yaitu dengan cara melempar batu ke arah pintu rumah. Sementara bocah yang sedang merayakan ulang tahunnya, berada di dalam rumah.


Bertualang Sekaligus Belajar dari Alam

Selasa, 27 Mei 2014 | 10:33 WIB
KOMPAS/AHMAD ARIFAnggota komunitas MataBumi menyusuri tebing di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat, Sabtu (3/5/2014). Selain menikmati keindahan alam, anggota komunitas juga belajar tentang riwayat geologi bentang alam hingga masalah lingkungan yang dihadapi.
NUGRAHA Wanda Jatmika (56) berjalan perlahan mengikuti rombongan. Kamera digantung di leher, sedangkan tas ransel berisi minuman dan obat-obatan menempel di punggung. Diabetes yang dideritanya tak mengalahkannya untuk bertualang.

Beberapa kali wiraswasta ini sempoyongan, tetapi tetap bersemangat. Saat rombongan memasuki goa, ia pun turut. Ketika meniti batuan licin di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat, Sabtu pagi, awal Mei 2014, itu, ia menolak kalah. ”Jangan khawatir, sebelum berangkat sudah suntik doping dulu,” kata Nugraha, lalu terkekeh. Doping yang ia maksud adalah suntik insulin penurun gula darah.

”Waktu muda saya pencinta alam. Sering naik gunung. Saya ikut mendirikan Jamadagni— perhimpunan penjelajah alam SMA 3 Bandung—tahun 1978,” katanya, yang mengetahui dirinya terkena diabetes tahun 2004. Saat itu, ia sempat dirawat di rumah sakit karena kadar gula darahnya 710 mg/dl. ”Dokter menyarankan jalan santai saja di dekat rumah, tetapi saya tidak betah. Jalan ke alam seperti ini justru memberi semangat hidup.”

Beberapa kali ia berhenti mengambil foto. Mayoritas obyeknya adalah rekan bertualang pagi itu, anggota komunitas MataBumi. ”Selain jalan ke alam, persahabatan di komunitas adalah tujuan saya ikut. Enak suasananya, tidak membedakan umur, pekerjaan, atau titel. Saya banyak punya teman baru dari kegiatan ini,” kata Nugraha, yang ikut petualangan gagasan komunitas MataBumi sejak awal diselenggarakan tahun 2010.

Komunitas MataBumi didirikan alumnus JANTERA (Perhimpunan Mahasiswa Pencinta Alam-Jurusan Pendidikan Geografi) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. ”Konsepnya pendidikan kebumian di luar kelas dengan melihat, mengenal, dan mengalami langsung,” kata T Bachtiar, salah satu pendiri MataBumi.

Rata-rata dua bulan sekali komunitas ini bertualang bersama. ”Terkadang sebulan sekali kalau anggota komunitas meminta. Sekali jalan rata-rata 60 orang,” kata Bachtiar. ”Separuh anggota rombongan biasanya orang baru. Jadi tiap saat anggotanya bertambah.”

Selain jalan-jalan, Bachtiar, yang juga anggota Masyarakat Geografi Indonesia, biasanya memandu peserta dengan cerita sejarah, mitos, hingga proses geologi yang membentuk bentang alam. Selain Bachtiar, yang biasa turut memandu adalah Ketua Program Studi Fakultas Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Budi Bramantyo.

Lokasi perjalanan paling sering di Jawa Barat, seperti Gunung Patuha-Kawah Putih, Gunung Galunggung, Gunung Papandayan, Curug Malela, dan Goa Pawon. Rute dan besaran iuran untuk membayar akomodasi perjalanan biaya sewa bus dan makan siang biasanya dibahas melalui media sosial, Facebook. ”Peserta boleh siapa saja, sesuai kondisi medan, mulai anak SD sampai pensiunan guru besar,” kata Bachtiar.

Belajar bersama

Petualang termuda hari itu adalah Muhammad Kenshi (7), yang didampingi orangtuanya. Berjalan di depan ayahnya, ia tak bisa menyimpan penasarannya. Setelah menempuh perjalanan 30 menit menyusuri jalan setapak naik turun, perjalanan tiba di mulut Goa Sanghyangpoek, di tepi Sungai Citarum. Sesekali Kenshi mencoba melongok ke dalam goa gelap gulita itu.

”Tuh, kan, pak, tidak ada ’batman’ di dalam goa,” katanya di mulut goa. Batman yang dimaksud adalah kelelawar, yang sebelumnya diceritakan ayahnya guna memberi semangat.

Alfath Kamil Baeli (8), peserta anak lainnya, terlihat bersemangat saat memasuki goa. Ditemani cahaya lampu redup, ia melihat titik-titik berkilauan berbentuk kanopi. Ia serius menyimak ketika dijelaskan bahwa kemilau itu adalah titik kuarsa hasil sedimentasi kapur dan air.

”Goa ini masih hidup, tandanya masih ada air menetes,” ujar Bachtiar, yang mendongeng sepanjang perjalanan itu.

Ajakan Bachtiar masuk lebih dalam ke perut goa ditanggapi Alfath gembira. Beberapa kali ia terpeleset, tetapi terus maju. Bagian belakang goa yang lebar dan tinggi membuatnya takjub.

Alfath bagai menemukan dunia baru saat mencapai sisi lain goa yang ternyata tembus persis di tepi Sungai Citarum dengan air jernihnya. Kondisi itu sungguh jauh berbeda dengan aliran Sungai Citarum lainnya. Aliran Sungai Citarum di dekat Sanghyangpoek itu relatif bersih.

Alfath meninggalkan ibunya, Noorna Hindayati (41), manajer salah satu biro perjalanan di Sumedang. Ia lalu memanjat batu tinggi besar berukuran 6 meter. Butuh sekitar 10 menit memanjat sebelum akhirnya ia berdiri bangga di puncak. ”Saya sudah tiga kali ikut seperti ini. Di sekolah biasanya suka saya ceritakan kepada teman-teman. Bangga karena tidak ada teman lain seperti saya,” kata Alfath.

Noorna dan Alfath harus menempuh perjalanan 40 kilometer dari Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, menuju Museum Geologi Bandung, titik keberangkatan rombongan. ”Ia selalu ingin ikut meski kadang sangat jauh. Terakhir, kami sembilan jam di atas truk menuju Curug Citambur. Bukannya kapok, malah minta ke sana lagi,” kata Noorna.

Perjalanan jauh juga bukan halangan Endah Purnami (39), yang bermukim di Batam, Kepulauan Riau. Empat tahun terakhir, petualangan ke alam bersama MataBumi tak pernah dilewatkannya. ”Saya sengaja ambil cuti saat hari Minggu atau Sabtu pas ada jadwal jalan dengan MataBumi,” katanya.

Sejauh ini, ia mengunjungi kawasan perkebunan Rancabali, situs megalitik terbesar Asia Tenggara Gunung Padang, hingga air terjun indah dan alami di Curug Citambur. Perjalanan ke anak Sungai Citarum kali ini membuat Endah dan banyak peserta lain terkaget-kaget, tak menyangka masih ada bagian Sungai Citarum yang bersih.

”Ternyata ada juga aliran Sungai Citarum yang bersih dan tidak bau,” kata Zamzam Tanuwijaya (49), pengajar di Fakultas Teknik Geodesi ITB.

Beberapa anggota komunitas, termasuk Kenshi, bersukaria berenang di Sungai Citarum. Maklum, sehari-hari warga Kota Bandung hanya bisa melihat Citarum sebagai sungai kotor dan bau. Citarum memang dikenal salah satu sungai paling tercemar di Indonesia. Lebih dari 500 pabrik menggelontorkan limbah ke alirannya.

”Seandainya seluruh aliran Citarum bisa sebersih ini, alangkah indahnya. Andai semua orang punya kesadaran untuk menjaga sungai ini,” kata Yeni Zamzam (39), dokter yang praktik di klinik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, berandai-andai.

”Tidak hanya menikmati keindahan alam, perjalanan ke alam ini memang dimaksudkan menanamkan kesadaran menjaga alam,” kata Bachtiar. ”Kami bersenang-senang sembari menyerap ilmu bersama alam. Kadang-kadang ilmu pengetahuan lebih mudah dicerna jika disampaikan dengan sukacita.”

Telah dibuktikan dari 3 berita diatas bahwa indonesia juga memiliki tempat yang indah dan kita sebagai manusia harus merawat dan melestarikannya untuk anak dan cucu kita dimasa depan.

Now You See Me : Manusia dan Keadilan

Berikut adalah sinopsis dari fim now you see me dan saya mengambil dari sub bab manusia dan keadilan :

Konon ada sebuah kelompok bernama The Eye sejak jaman Pharaoh Mesir berkuasa. Kelompok ini mengembangkan ilmu bermain sulap dan trik alias magic untuk mengecoh Pharaoh dan pejabat-pejabatnya, lalu mencuri makanan untuk diberikan kepada para budak. The Eye kemudian menjadi legenda misterius, yangmenurut mitos selama berabad-abad meneruskan tradisinya menjaga kekekalan magic sejati kepada hanya beberapa orang saja yang dianggap pesulap atau ahli trik terbaik sedunia.

Kisah dimulai dari seseorang yang misterius yang merekrut empat orang pesulap yaitu Daniel (Jesse Eisenberg) yang ahli bermain kartu, Henley (Isla Fisher) yang ahli permainan berbahaya, Jack Wilder (Dave Franco) yang ahli kecepatan tangan, Merrit (Woody Harrelson) yang ahli hipnotis. Mereka tidak tahu apa dan siapa orang misterius yang mengundang mereka untuk masuk kedalam suatu misi tertentu. Semua dibuat dan direncanakan secara detil selama satu tahun. Setelah itu mereka muncul ke hadapan publik dengan menamakan kelompok mereka four horseman alias empat pesulap. Pertunjukan pertamanya dilakukan di Las Vegas dengan sponsor Arthur Tressler (Michael Caine) pemilik perusahaan asuransi.

Pertunjukan pertama dengan tema merampok bank dilakukan dengan memanggil seseorang secara acak dan jatuh pada seorang laki-laki dari Perancis yang memiliki rekening tabungan di bank Perancis. Kepala orang tersebut dipasang sebuah teletransporter yang dapat mengirim orang tersebut ke bank Perancis kemudian menaruh sebuah kartu yang ditandatangani ke dalam brankas. Hal ini sebagai bukti bahwa orang tersebut benar-benar pernah datang ke bank. Uang dalam brankaspun ikut terkirim ke Las Vegas dan dibagikan kepada semua penonton yang hadir.

Tentu saja kejadian tersebut membuat heboh seluruh penonton dan juga pihak kepolisian Las Vegas serta pihak Perancis. Untuk itu Dylan (Mark Ruffalo) mendapat tugas untuk menangkap keempat pesulap tersebut. Tak ketinggalan pula, pihak Perancis mengirim Alma (Melanie Laurent) untuk ikut menyelidiki kasus perampokan tersebut. Sayangnya tidak ada bukti yang dapat menunjukkan keterlibatan mereka sehingga dilepaskan oleh Dylan. Apalagi yang namanya sulap antara percaya dan tidak percaya.

Ternyata pada saat pertunjukkan keempat pesulap tersebut direkam oleh Thaddeus (Morgan Freeman) yang merupakan seorang anti sulap. Artinya dia berusaha mengungkap trik-trik yang dilakukan oleh pesulap dan mempermalukannya serta menjualnya secara online. Dylan dan Alma mewawancarai Thaddeus dan menggali informasi darinya. Ternyata ditemukan triknya yaitu ada lubang dipanggung yang dibuat mirip dengan brankas bank di Perancis.

Pertunjukan kedua dilakukan di New Orleans dengan janji lebih heboh dari sebelumnya. Arthur Tressler sebagai pihak sponsor mengetahui rencana Thaddeus yang merupakan ancaman untuk kesuksesan acara keempat pesulap. Arthur menawari sejumlah uang agar Thaddeus pergi meninggalkan kota tersebut namun ditolak olehnya. Acara dimulai dengan menyuruh setiap orang menuliskan saldo rekening banknya masing-masing didalam amplop. Demikian juga dipanggung ada tulisan saldo rekening dari sponsor mereka Arthur. Tak diduga saldo rekening Arthur berkurang sedikit demi sedikit dan berpindah ke tulisan saldo penonton. Pada awalnya Arthur merasa itu hanya bagian dari pertunjukan namun siapa sangka kalau hal itu merupakan hal yang nyata. Dylan dan Alma memburu mereka dan terjadi kejar-kejaran bagaikan seekor kucing dan tikus dan lagi-lagi keempat pesulap tersebut lebih unggul.

Arthur menyewa Thaddeus untuk membalas kepada keempat pesulap itu. Dylan menganggap Thaddeus terlibat dan merupakan pesulap kelima yang membantu dibelakang layar keempat pesulap itu namun tidak ada buktinya. Dylan dan Alma berhasil mengetahui persembunyian keempat pesulap disebuah apartemen dan penggerebekan dilakukan. Daniel, Henley dan Merrit berhasil melarikan diri sedangkan Jack Wilder masih belum selesai membakar dokumen-dokumen. Terjadi perkelahian dan dilanjutkan kebut-kebutan di antara mereka yang mengakibatkan mobil Jack terbalik dan terbakar, Jack tewas.

Dylan dan Alma memburu uang dalam brankas yang akan digunakan untuk pertunjukan ketiga di kota New York. Mereka selalu kalah selangkah dibanding ketiga pesulap itu. Brankas telah diangkut oleh truk. Mereka mengejarnya dan menyuruhnya tetap berjalan ke tujuan sebagai jebakan. Setelah sampai dilakukan pengintaian siapa yang akan mengambil uang itu dan ternyata orang yang membuka truk itu adalah anak buah Thaddeus. Thaddeus beralibi dan membela diri bahwa dia hanya mengikuti truk itu dan tidak terlibat. Setelah brankas dibuka ternyata isinya bukanlah uang seperti yang diduga melainkan mainan boneka dan balon anak-anak.

Pertunjukkan ketiga dimulai, Dylan dan Alma berusaha membatalkan dan menangkap ketiga pesulap. Pertunjukkan tetap berjalan dan terjadi hujan uang. Ketiga pesulap sekaligus menghilang dari keramaian penonton. Ternyata kali ini uang yang disebar adalah bukan uang asli melainkan uang mainan. Thaddeus pergi menuju mobilnya dan begitu pintu dibuka maka berhamburan uang yang banyak didalamnya. Rupa-rupanya uang yang ada di brankas sudah berpindah ke mobil. Dylanpun menangkap Thaddeus.

Di dalam penjara Thaddeus dikunjungi oleh Dylan. Dia merasa dijebak. Dengan mencoba rekonstruksi ulang maka diketahui bahwa sebenarnya pesulap kelima adalah Dylan sendiri. Namun dia masih bingung sebab musabab dia dijebak. Keempat pesulap bertemu di central park termasuk Jack Wilder yang ternyata masih hidup. Mereka berempat menemui orang yang merekrut mereka setahun yang lalu, yang tidak diketahui jati dirinya. Mereka kaget juga begitu yang ditemui adalah Dylan orang yang selama ini menjadi musuhnya.

Jawaban apa dan mengapanya baru terungkap di akhir film ketika Dylan menemui Alma di Perancis. Dendam adalah motifnya. Rupa-rupanya ayah Dylan adalah seorang pesulap yang pernah dibuka triknya dan dipermalukan oleh Thaddeus. Pada pertunjukan terakhirnya ayahnya dimasukkan kedalam peti dan ditenggelamkan ke sungai namun tewas dan mayatnya tidak ditemukan. Arthur adalah pengusaha asuransi yang menolak klaim kematian ayahnya. Bank di Perancis yang tidak mencairkan uang ayahnya. Dan perusahaan brankas yang membuat peti tidak sesuai spesifikasi seperti yang diminta ayahnya.

Jadi di film ini Dylan melakukan balas dendam karena terjadi perusahaan brankas yang membuat peti tidak sesuai spesifikasi dan persusahaan asuransi yang menolak klaim asuransi kematian ayahnya, Dylan juga membuat Thaddeus masuk penjara karena trik sulap ayahnya terbongkar dan mempermalukan ayahnya. Jadi Dylan mengumpulkan 4 pesulap untuk membantunya balas dendam.